Inspirasi Sang Mega Bintang Cristiano Ronaldo mewujudkan impian Portugal meraih gelar pertama di Euro. Prancis selalu identik dengan air mata, dimulai dengan tangisan haru Dimitri Payet ketika menyarangkan gol ke
gawang Rumania pada laga pembuka. Diakhiri dengan raungan kesal
Cristiano Ronaldo saat mengalami cedera di awal babak pertama laga
final. Ronaldo sangat kesal karena awal yang mengecewakan. Di antara dua air mata di Saint-Denis itu pula tuan rumah Prancis
mengawali dan mengakhiri Euro 2016 dengan suka dan duka.
Akhirnya hanya 17 menit waktu yang diperlukan untuk menebak pertandingan final
Euro, Minggu (10/7) malam, akan berjalan antiklimaks. Ronaldo, yang
memimpin Portugal hingga laga puncak setelah tiga penampilan awal tak
menjanjikan, mengerang kesakitan akibat ditabrak Payet. Ronaldo masih
memaksakan diri bermain, tetapi akhirnya menyerah dan digantikan oleh
Ricardo Quaresma delapan menit berselang. Sungguh penyesalan yang berasa karena tidak bisa berjuang untuk tim dengan sepenuh hati, harus ada cidera. Sungguh sangat disayangkan, laga sekelas final Euro harus kehilangan
salah seorang pemeran utamanya. Kepedihan Ronaldo saat dirinya menyadari
tak dapat mengawal Portugal hingga akhir waktu pertandingan dapat
dirasakan para penonton. Ribuan fans yang menyemut di
fan zone Paris pun terkesiap. Inikah akhir tragis sang megabintang.
Hal ini merupakan sesuatu yang selalu Ronaldo impikan. Juara bersama Portugal akan
menjadi prestasi besar. Mudah-mudahan kami beruntung karena kami semua
yakin: saya yakin, rekan-rekan setim saya yakin, seluruh Portugal yakin,
dan begitu juga dengan masyarakat Portugal yang tinggal di Prancis,"
ujar Ronaldo sebelum final.
Hasil analisis statistik
situs judi bola Portugal akan beramian profesional dengan sang bintang Ronaldo. Portugalpun memiliki ambisi merebut gelar juara Euro untuk kali pertama dalam
sejarah. Gelar itu akan menjadi yang terbesar setelah sebelumnya mereka
selalu identik dengan keberhasilan Generasi Emas memenangi Piala Dunia
Junior. Mimpi Ronaldo tak hanya menjadi miliknya pribadi, mimpinya
adalah juga mimpi skuat dan masyarakat Portugal.
Di podium juara, Ronaldo kembali seperti seorang anak kecil yang
riang gembira. Dengan jumawa dia mendekap dan mengangkat trofi Henry
Delaunay. Belum bisa lepas dari ingatan kita, 12 tahun lalu seorang anak
muda bernomor punggung 17 terisak-isak di kandang sendiri menangisi
trofi yang sama digondol tim kejutan Yunani. Ronaldo selalu memohon kepada Tuhan agar kami menjadi juara karena kami memang layak.